Bakti Cinta Kasih Kepada Orang Tua, Masjid Al Birru Pertiwi, Bojonegoro
Kamis, 22 Agustus 2019
Tulis Komentar
Masjid Al Birru Pertiwi, Bojonegoro
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Bojonegoro, salah satu kabupaten di Jawa Timur yang dikenal sebagai bumi Angling Dharma begitu masyarakat menyebutnya dan salah satu kesebelasan sepakbola Bojonegoro (Persibo) dikenal dengan julukan Laskar Angling Dharma. Bojonegoro semakin dikenal dengan kehadiran perusahaan multi nasional ExxonMobil yang mengelola industri perminyakan dan gas bumi di lapangan minyak Banyu Urip, Bojonegoro.
Dander, salah satu kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang menjadi lokasi dibangunnya masjid kubah emas. Bukan hanya di Depok yang terkenal dengan Mesjid Kubah Emas, di Dander Bojonegoro pun memiliki masjid kubah emas. Masjid Al Birru Pertiwi, begitu nama mesjidnya yang tepatnya beralamat di Jalan Raya Bojonegoro – Nganjuk, di dukuh Nemon, Desa Dander, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, sekitar 8 km dari kota Bojonegoro.
Baca juga : Masjidnya Para Musafir, Masjid KH Ahmad Dahlan, Gresik
Kami sekeluarga secara tidak sengaja mengunjungi Mesjid ini sekitar lebih dari 2 tahun yang lalu tepatnya hari Minggu tanggal 2 April 2017. Kami dari Tuban, berencana mengisi akhir pekan dengan jalan-jalan bersama keluarga tidak jauh dari kota Tuban dan memutuskan Bojonegoro sebagai destinasinya. Langsung kami browsing wisata di Bojonegoro terutama wisata alam yang memang keluarga kami sangat menyukainya dan tujuan wisatanya adalah air terjun kedung maor.
Singkat cerita kami berhasil mencapai wisata air terjun kedung maor, namun nasib baik belum berpihak kepada kami, ternyata sehari sebelumnya kawasan kedung maor mengalami longsor yang menutup sebagian besar kawasan air terjun. Tiba di tempat tersebut, bukan pesona air terjun yang kami lihat, tetapi alat-alat berat yang sedang mengeruk bekas tanah longsoran yang menimbun kawasan air terjun untuk membuka aliran air agar tidak tersumbat.
Tidak terlalu lama kami berada di tempat tersebut dan memutuskan untuk pulang kembali ke Tuban dengan jalur yang berbeda. Ketika berangkat kami melewati jalan-jalan kecil sesuai petunjuk ‘mbah google maps’ dan kembalinya melewati jalan raya besar yang ternyata melewati Dander. Karena memang niat awalnya langsung pulang ke Tuban dan belum masuk waktu dhuhur, kami tidak memperhatikan kanan kiri jalan untuk mencari masjid.
Sebelumnya kami sudah mendengar tentang masjid kubah emas Al Birru Pertiwi ini, namun kami tidak tahu persis dimana lokasinya. Kali ini kami bernasib baik, secara tidak sengaja melewati sebuah Mesjid dengan bentuk bangunan sederhana yang unik dan area yang sangat luas berada persis di pinggir jalan raya. Setiap pengendara yang melintasi jalan raya ini mesti dapat melihat keberadaan Mesjid ini.
Kami sempat kebablasan, namun akhirnya berhenti, mundur ke belakang dan memasuki area masjid. Tempat parkirnya luas dan masih sepi pengunjung, yang memudahkan kami memilih parkir kendaraan di tempat teduh. Segera kami turun dari mobil, ambil kamera lalu jeprat-jepret seputaran masjid. Ketika akan menaiki anak tangga menuju pintu masuk masjid, kami melihat plakat atau prasasti pendirian Masjid dari marmer hitam dengan tulisan kuning emas yang ditempelkan pada dinding pagar sebelah kanan. Ketika mengambil foto prasasti ini, ternyata posisi saya yang sedang memfoto memantul dan terlihat bayangan pada foto prasasti tersebut.
Dari prasasti ini, kita dapat mengetahui bahwa Masjid Al Birru Pertiwi dibangun oleh putra putri keluarga besar Santosa, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan persembahan bakti cinta kasih kepada Ibunda tercinta Pertiwi dan Ayahanda tercinta Santosa Hardjosuwito.
Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 11 000 m2. Tanah ini dahulunya adalah sawah tadah hujan peninggalan Ibu Pertiwi Santosa binti Karso Prawiro. Bangunan utama masjid berukuran sekitar 25 m x 13 m. Mesjid ini memiliki 3 lantai, lantai dasar digunakan untuk ruang pertemuan, lantai satu untuk jama’ah pria serta lantai dua untuk jama’ah wanita. Masjid mulai dibangun pada tanggal 24 Maret 2012 yang ditandai dengan peletakan batu pertama dan diresmikan pada tanggal 25 Januari 2014 oleh Bupati Bojonegoro, Bapak Suyoto (www.albirrupertiwi.com).
Bentuk bangunannya sederhana berupa kotak persegi empat yang sebagian besar dindingnya dilapisi keramik warna kecoklatan. Yang menunjukkan bangunan tersebut adalah masjid karena diatasnya ada kubah warna kuning keemasan dan menara masjid berbentuk seperti tangga tinggi warna putih yang diatasnya ada bulan sabit warna merah.
Bagian utara terdapat 5 pintu kembar berderet sebagai tempat masuk ke ruang utama masjid. Dinding bagian selatan masjid dibangun jendela-jendela besar dari kaca yang memungkinkan pencahayaan di siang hari. Tempat wudhu dan toilet terletak di lantai dasar di bawah ruang utama masjid. Tempatnya bersih terawat dan dipisahkan antara jamaah pria dan wanita. Tempat wudhu juga tersedia di pelataran masjid yang terbuka sehingga hanya cocok untuk jamaah pria.
Sekeliling masjid terlihat adem karena ditumbuhi tanaman-tanaman dan pohon-pohon yang sebagian besar pohon jenis palem yang menjadi cirikhas masjid. Semakin terlihat adem karena disekelilingnya dibuatkan kolam-kolam air. Tempat parkirnya luas dan disetiap areanya terlindungi pohon-pohon rindang.
Sebelah barat masjid, terdapat bangunan bertingkat yang sepertinya diperuntukkan sebagai ruang kelas untuk pendidikan. Terdapat juga bangunan lainnya yang kemungkinan digunakan sebagai asrama atau tempat tinggal takmir masjid.
Selain sebagai tempat beribadah, masid ini diharapkan menjadi salah satu Islamic Centre di Bojonegoro yang menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, diskusi, serta pengajian dalam upaya pendidikan dan syiar islam sebagai Rachmatan Lil Alamin serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
Dander, salah satu kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang menjadi lokasi dibangunnya masjid kubah emas. Bukan hanya di Depok yang terkenal dengan Mesjid Kubah Emas, di Dander Bojonegoro pun memiliki masjid kubah emas. Masjid Al Birru Pertiwi, begitu nama mesjidnya yang tepatnya beralamat di Jalan Raya Bojonegoro – Nganjuk, di dukuh Nemon, Desa Dander, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, sekitar 8 km dari kota Bojonegoro.
Baca juga : Masjidnya Para Musafir, Masjid KH Ahmad Dahlan, Gresik
Kami sekeluarga secara tidak sengaja mengunjungi Mesjid ini sekitar lebih dari 2 tahun yang lalu tepatnya hari Minggu tanggal 2 April 2017. Kami dari Tuban, berencana mengisi akhir pekan dengan jalan-jalan bersama keluarga tidak jauh dari kota Tuban dan memutuskan Bojonegoro sebagai destinasinya. Langsung kami browsing wisata di Bojonegoro terutama wisata alam yang memang keluarga kami sangat menyukainya dan tujuan wisatanya adalah air terjun kedung maor.
Singkat cerita kami berhasil mencapai wisata air terjun kedung maor, namun nasib baik belum berpihak kepada kami, ternyata sehari sebelumnya kawasan kedung maor mengalami longsor yang menutup sebagian besar kawasan air terjun. Tiba di tempat tersebut, bukan pesona air terjun yang kami lihat, tetapi alat-alat berat yang sedang mengeruk bekas tanah longsoran yang menimbun kawasan air terjun untuk membuka aliran air agar tidak tersumbat.
Tidak terlalu lama kami berada di tempat tersebut dan memutuskan untuk pulang kembali ke Tuban dengan jalur yang berbeda. Ketika berangkat kami melewati jalan-jalan kecil sesuai petunjuk ‘mbah google maps’ dan kembalinya melewati jalan raya besar yang ternyata melewati Dander. Karena memang niat awalnya langsung pulang ke Tuban dan belum masuk waktu dhuhur, kami tidak memperhatikan kanan kiri jalan untuk mencari masjid.
Sebelumnya kami sudah mendengar tentang masjid kubah emas Al Birru Pertiwi ini, namun kami tidak tahu persis dimana lokasinya. Kali ini kami bernasib baik, secara tidak sengaja melewati sebuah Mesjid dengan bentuk bangunan sederhana yang unik dan area yang sangat luas berada persis di pinggir jalan raya. Setiap pengendara yang melintasi jalan raya ini mesti dapat melihat keberadaan Mesjid ini.
Kami sempat kebablasan, namun akhirnya berhenti, mundur ke belakang dan memasuki area masjid. Tempat parkirnya luas dan masih sepi pengunjung, yang memudahkan kami memilih parkir kendaraan di tempat teduh. Segera kami turun dari mobil, ambil kamera lalu jeprat-jepret seputaran masjid. Ketika akan menaiki anak tangga menuju pintu masuk masjid, kami melihat plakat atau prasasti pendirian Masjid dari marmer hitam dengan tulisan kuning emas yang ditempelkan pada dinding pagar sebelah kanan. Ketika mengambil foto prasasti ini, ternyata posisi saya yang sedang memfoto memantul dan terlihat bayangan pada foto prasasti tersebut.
Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 11 000 m2. Tanah ini dahulunya adalah sawah tadah hujan peninggalan Ibu Pertiwi Santosa binti Karso Prawiro. Bangunan utama masjid berukuran sekitar 25 m x 13 m. Mesjid ini memiliki 3 lantai, lantai dasar digunakan untuk ruang pertemuan, lantai satu untuk jama’ah pria serta lantai dua untuk jama’ah wanita. Masjid mulai dibangun pada tanggal 24 Maret 2012 yang ditandai dengan peletakan batu pertama dan diresmikan pada tanggal 25 Januari 2014 oleh Bupati Bojonegoro, Bapak Suyoto (www.albirrupertiwi.com).
Bentuk bangunannya sederhana berupa kotak persegi empat yang sebagian besar dindingnya dilapisi keramik warna kecoklatan. Yang menunjukkan bangunan tersebut adalah masjid karena diatasnya ada kubah warna kuning keemasan dan menara masjid berbentuk seperti tangga tinggi warna putih yang diatasnya ada bulan sabit warna merah.
Bagian utara terdapat 5 pintu kembar berderet sebagai tempat masuk ke ruang utama masjid. Dinding bagian selatan masjid dibangun jendela-jendela besar dari kaca yang memungkinkan pencahayaan di siang hari. Tempat wudhu dan toilet terletak di lantai dasar di bawah ruang utama masjid. Tempatnya bersih terawat dan dipisahkan antara jamaah pria dan wanita. Tempat wudhu juga tersedia di pelataran masjid yang terbuka sehingga hanya cocok untuk jamaah pria.
Sekeliling masjid terlihat adem karena ditumbuhi tanaman-tanaman dan pohon-pohon yang sebagian besar pohon jenis palem yang menjadi cirikhas masjid. Semakin terlihat adem karena disekelilingnya dibuatkan kolam-kolam air. Tempat parkirnya luas dan disetiap areanya terlindungi pohon-pohon rindang.
Sebelah barat masjid, terdapat bangunan bertingkat yang sepertinya diperuntukkan sebagai ruang kelas untuk pendidikan. Terdapat juga bangunan lainnya yang kemungkinan digunakan sebagai asrama atau tempat tinggal takmir masjid.
Selain sebagai tempat beribadah, masid ini diharapkan menjadi salah satu Islamic Centre di Bojonegoro yang menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, diskusi, serta pengajian dalam upaya pendidikan dan syiar islam sebagai Rachmatan Lil Alamin serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
Belum ada Komentar untuk "Bakti Cinta Kasih Kepada Orang Tua, Masjid Al Birru Pertiwi, Bojonegoro"
Posting Komentar