Masjidnya para musafir, Masjid KH Ahmad Dahlan, Gresik
Jumat, 06 September 2019
Tulis Komentar
Masjid KH Ahmad Dahlan, Gresik
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
َMuhammadiyah adalah salah satu organisasi yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Salah satu kegiatan sosialnya yang terus berkembang adalah pembangunan masjid-masjid di setiap daerah. Salah satunya pembangunan masjid baru di kabupaten Gresik, yang terletak tidak jauh dari Terminal Bunder Gresik. Masjid KH Ahmad Dahlan, begitu nama masjidnya yang terletak di desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Nama masjid diambil dari nama salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri organisasi Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan, terlahir dengan nama kecil Muhammad Darwisy, lahir di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868 dan meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun. Pada tahun 1912, KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. KH Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Beliau ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-qur’an dan Al Hadist. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal, KH Ahmad Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik, tetapi organisasi yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan (wikipedia).
Masjid KH Ahmad Dahlan ini dibangun oleh keluarga almarhum H. Bisri Ilyas, pengusaha property ternama di kota Gresik di area seluas 1.200 m2 dilengkapi dengan menara setinggi 35 meter dan diperkirakan bisa menampung 3 ribu jamaah. Pembukaan masjid ini ditandai dengan pelaksanaan ibadah shalat Jumat perdana pada tanggal 13 April 2018, sedangkan untuk peresmian masjid yang didedikasikan oleh keluarga almarhum H. Bisri Ilyas dilaksanakan pada tanggal 29 April 2018. Keluarga almarhum H Bisri Ilyas menyerahkan pengelolaan Masjid KH Ahmad Dahlan ini kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik (pwmu.co).
Baca juga : Melihat Keindahan Masjid Agung Tuban
Masjid ini berbatasan langsung dengan terminal bis antar kota Bunder Gresik yang berada tepat di depan atau sebelah timur masjid, hanya terpisah oleh jalan raya. Sebelah barat masjid berbatasan langsung dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau yang lebih dikenal dengan Pom Bensin Banjarsari Gresik. Masjid ini berada jauh dari pemukiman penduduk, sebelah utara dan selatan berbatasan dengan tanah kosong atau persawahan. Lokasinya tepat di pertigaan jalan raya besar Gresik – Lamongan yang dilewati semua jenis kendaraan dari Surabaya atau Gresik menuju Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Semarang, Cirebon, Jakarta dan kota-kota lainnya di pesisir utara pulau jawa.
Area masjid tampak luas sekali dengan bangunan utama masjid berwarna putih dan keabu-abuan. Masjidnya indah dan terlihat megah, dari depan tampak seperti bangunan minimalis kotak persegi empat yang diatasnya dipasang kubah besar berbentuk oval (setengah telur). Terlihat pintu-pintu terbuka yang berderet berbentuk huruf U terbalik menghiasi bagian depan masjid. Di teras utama pintu masjid terpampang tulisan nama masjid ‘KH Ahmad Dahlan’ warna hijau.
Terdapat 2 kubah besar berwarna putih bersih menghiasi masjid. Satu kubah berukuran besar berada di atas bangunan utama masjid yang bagian atas kubah seperti diselimuti jaring warna kuning emas. Satu kubah berukuran lebih kecil berada di atas teras utama pintu bagian depan masjid. Bila kita mengambil foto dari depan, hanya tampak satu kubah, sedangkan kubah yang di belakang tertutupi sehingga tidak kelihatan. Satu menara masjid yang unik berada di sisi belakang sebelah utara masjid. Menaranya terlihat seperti kotak-kotak terbuka yang tersusun bertingkat dan paling atas terlihat kotak dengan jendela terbuka berbentuk lingkaran pada keempat sisinya.
Selain indah dan megah, masjid ini juga memiliki fasilitas yang sangat memadai. Tempat parkir kendaraan luas yang berada di sekeliling masjid. Tempat wudhu dan toilet yang terawat dan terjaga kebersihannya yang berada di depan sisi kiri dan kanan masjid. Untuk wanita berada di sisi kanan (selatan) masjid dan sisi kiri (utara) masjid untuk jamaah pria. Berwudhu tidak harus berdiri karena disediakan tempat duduk dari keramik atau marmer di tempat wudhu.
Ruangan utama untuk sholat rowatib berlantai marmer atau granit hitam mengkilat. Ruangan berpendingin (Air Conditioner) yang menambah kesejukan masjid. Ruangan utama sholat terdiri dari 2 lantai, lantai dasar untuk jamaah pria dan lantai atas untuk jamaah wanita. Bagi jamaah wanita yang ‘sampun sepuh’ atau sakit sehingga tidak mampu menaiki tangga, disediakan tempat khusus di lantai dasar yang dibatasi dengan tirai. Disediakan pula kursi-kursi bagi para jamaah yang tidak dapat melaksanakan sholat dengan sempurna (sakit).
Disediakan pula tempat khusus untuk beristirahat bagi para jamaah yang berada di sebelah selatan berbatasan langsung dengan tempat wudhu wanita. Jamaah yang ingin beristirahat atau tiduran barang sejenak atau menikmati bekal makanan, dapat memanfaatkan tempat istirahat yang telah disediakan. Dengan begitu, ruang utama masjid tidak dipakai untuk isitirahat yang dapat mengganggu jamaah lain yang sedang beribadah sholat.
Masjid KH Ahmad Dahlan ini benar-benar masjidnya para musafir karena hampir sebagian besar jamaah yang melaksanakan sholat jamaah di masjid ini adalah orang-orang yang sedang berpergian. Lokasi masjid yang jauh dari pemukiman penduduk dan berada di pinggir jalan raya besar yang ramai hilir mudik kendaraan bermotor, sangat mungkin tempat ini sengaja dipilih oleh sohibul bait yang membangun masjid untuk para musafir yang membutuhkan tempat istirahat dan beribadah selama dalam perjalanan.
Para pekerja atau pegawai yang berasal dari daerah Lamongan, Tuban, Bojonegoro dan sekitarnya yang bekerja di Gresik atau Surabaya sering mampir di masjid ini untuk sholat terutama magrib atau isya’ ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang selesai bekerja.
Saya bersama keluarga termasuk salah satu musafir yang sering mampir di masjid ini untuk sholat magrib. Kami berasal dari Tuban dan bekerja di Gresik yang setiap minggunya minimal satu kali pulang pergi dari Gresik ke Tuban. Ketika pulang ke Tuban, biasanya berangkat dari Gresik sekira pukul 17.00 sehingga pas masuk waktu magrib, kami baru sampai di bunder sehingga mesti singgah sebentar di masjid KH Ahmad Dahlan untuk menunaikan sholat magrib berjamaah.
Disamping ruangan yang nyaman dan sejuk, kita dapat mendengarkan bacaan sang imam sholat yang merdu dan enak didengar yang dapat menambah kekhusyukan sholat. Ayat-ayat qur'an yang dilantunkan lumayan panjang dan umumnya bukan surat-surat dalam juz'ama. Sepertinya imam sholat di masjid ini sengaja dipilih dari para hafizh quran yang hafalannya banyak dan bacaannya merdu.
Secara keseluruhan masjid ini memang besar dan luas, namun ruangan utama untuk sholat yang ber-AC tidak sebesar yang kita bayangkan ketika pertama kali melihat masjid ini. Lantai dasar ruangan utama terdiri dari lebih kurang 10 shof dan setiap shofnya menampung lebih kurang 26 jamaah, belum termasuk lantai atas yang digunakan untuk jamaah wanita.
Melihat keindahan dan kemegahan bangunan masjid serta letak masjid yang strategis dan mudah dijangkau, tidak menutup kemungkinan masjid akan bertambah fungsinya. Selain sebagai tempat beribadah, masjid ini berfungsi sebagai tempat wisata yang akan dikunjungi banyak orang.
Belum ada Komentar untuk "Masjidnya para musafir, Masjid KH Ahmad Dahlan, Gresik"
Posting Komentar