Menjaga Adab Mencari Ilmu
Jumat, 06 Desember 2019
Tulis Komentar
Menjaga Adab Mencari Ilmu
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Kamis
tanggal 21 November 2019, alhamdulillah bisa subuhan di
Masjid Nurul Jannah Petrokimia Gresik yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad
Yani No.67, Gresik. Kajian bada
subuh rutin dilakukan di Masjid ini sesuai jadwal yang tertulis pada running
teks di papan elektrik yang terpasang di dinding masjid. Khusus hari Sabtu tidak ada kajian, diganti
dengan gerakan sholat subuh berjamaah.
Sesuai jadwal, kajian bada subuh hari Kamis disampaikan oleh Ustadz Marbaits yang membawakan Ihya Ulumuddin. Beliau menyampaikan kultum tentang pentingnya menjaga adab mencari ilmu.
Point-point penting yang dapat kami catat dari apa yang disampaikan ustadz tentang menjaga adab dalam mencari ilmu sebagai berikut :
Sesuai jadwal, kajian bada subuh hari Kamis disampaikan oleh Ustadz Marbaits yang membawakan Ihya Ulumuddin. Beliau menyampaikan kultum tentang pentingnya menjaga adab mencari ilmu.
Point-point penting yang dapat kami catat dari apa yang disampaikan ustadz tentang menjaga adab dalam mencari ilmu sebagai berikut :
1. Manfaat menjaga adab dalam mencari ilmu adalah
bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah, dengan ilmu yang diterima
semakin menambah kedekatannya kepada Allah SWT.
2. Dengan menjaga adab dalam mencari ilmu, memudahkan
untuk mengamalkan ilmu yang diterimanya. Orang-orang terdahulu ketika
menerima ilmu, mereka langsung mengamalkannya. Tidak mencari ilmu baru sebelum
mengamalkan ilmu yang sudah diterimanya. Ilmunya sedikit tapi amalnya banyak,
misalnya ketika menerima ilmu tahajud mereka langsung mengamalkannya sebelum beranjak ke
ilmu yang lain.
3. Manfaat berikutnya adalah dapat menjaga akhlaknya,
semakin banyak ilmu yang diterima semakin tawadu rendah hati dan tidak menjadikannya
bertambah sombong atau angkuh karena berasa berilmu.
4. Dalam mencari ilmu hendaknya menghidupkan rasa
bahwa dirinya adalah bodoh, tidak mengerti apa-apa dan tidak mempunyai apa-apa
sehingga memudahkannya untuk menerima ilmu.
5. Mendengar dari apa yang dikatakan dan
tidak melihat siapa yang mengatakan. Tidak peduli dan tidak membeda-bedakankan siapa
yang menyampaikan ilmu, yang penting apa yang disampaikan adalah kebenaran,
maka diterimanya meskipun disampaikan oleh orang yang tidak terkenal dan tidak
dikenal sekalipun.
6. Belajar mencari ilmu tidak hanya pada
ayat-ayat Allah yang tertulis, tetapi juga pada ayat-ayat Allah yang tidak
tertulis (kauniyah). Isteri dan anak
adalah contoh ayat kauniyah yang apabila kita memahaminya, maka akan bertambah
rasa sayang kita kepada mereka. Dimanapun
tempat adalah pembelajaran, kehidupan ini adalah madrasah ilmu.
7. Hakikat mencari ilmu bahwa Allah yang memberi ilmu
itu kepada kita dan bukan kita yang mempunyai ilmu. Ilmu Allah seluas samudera, sedangkan ilmu kita atau yang
diberikan kepada kita hanya setetes air dari samudera.
8. Diatas
orang berilmu ada yang lebih berilmu, siapa yang merasa layak menjadi sesuatu
atau merasa lebih dari orang lain adalah kibr
(sombong). Contohnya ketika kita menjadi makmum, mendengar bacaan imam yang
tidak bagus, kemudian dalam hati kita merasa lebih layak untuk menjadi
imam, maka termasuk kibr.
9. Segala sesuatu kalau disandarkan kepada yang
mulia, maka akan menjadi mulia. Pakaian adalah sesuatu yang biasa, namun
apabila dipakai oleh orang mulia Rasulullah saw, maka pakaian itu menjadi mulia.
Tempat seperti Mekah dan Madinah menjadi
mulia karena disandarkan kepada Rasululllah saw yang tinggal di mekah dan
madinah. Bila segala sesuatu disandarkan kepda yang mulia, akan menjadi mulia
apalagi disandarkan kepada Allah yang maha mulia.
10.
Kita harus menyandarkan ilmu
kepada Allah yang maha berilmu dan kita harus merasa kecil di hadapan Allah yang maha besar.
11. Disampaikan juga sejarah masuk islamnya sahabat
Umar bin Khatab ra dan adab beliau ra dalam mencari ilmu kepada Rasulullah saw.
Bagaimana Rasulullah berdoa kepada Allah untuk memuliakan islam dengan salah satu dari dua Umar, Umar bin Khatab atau Umar bin Hisyam. Allah memilih Umar bin Khatab dan setelah masuk islam, bagaimana adab Umar mencari ilmu kepada Rasulullah saw. Umar tidak akan berdiri sebelum Rasulullah berdiri, tidak akan makan sebelum Rasulullah makan, begitu tingginya adab Umar dalam mencari ilmu dari Rasulullah. Pada akhirnya Umar mendapatkan kemuliaan dengan gelar al faruq dan singa islam serta menjadi salah seorang khulafaur rasyidin.
Semoga bermanfaat...
Belum ada Komentar untuk "Menjaga Adab Mencari Ilmu"
Posting Komentar