Masjid Kuno Peninggalan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Masjid Agung Surakarta
Selasa, 03 Desember 2019
Tulis Komentar
Masjid Agung Kasunanan Surakarta Hadiningrat
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
Liburan sekolah bulan
Desember 2017, kami berlibur ke kota Surakarta (Solo) dan Yogyakarta (Yogya).
Dua kota di Jawa yang sampai saat ini masih sangat kental dengan budaya
jawanya. Dua kota yang identik dengan
budaya keraton peninggalan masa kerajaan, Kasunanan Surakarta dan Kasultanan
Yogyakarta. Dua kota yang mempunyai ikon istana kerajaan, Keraton Surakarta
Hadiningrat dan Keraton Nyayogyakarta Hadiningrat.
Bismillah, pada hari Minggu tanggal 24 Desember 2017
kami berangkat dari Tuban melalui jalur Bojonegoro - Ngawi - Sragen - Solo. Alhamdulillah, perjalanan lancar dan sebelum
dhuhur, kami sudah tiba di kota Solo. Masih ada waktu cukup lama sebelum check in
penginapan, kami mampir dulu di Taman Balekambang. Setelah cukup puas bermain di Taman
Balekambang, kami menuju penginapan yang sudah dipesan jauh hari sebelum
liburan sehingga mendapatkan harga yang murah.
Baca juga : Safar ke Jakarta, Sholat Jamak Qasar di Masjid Istiqlal Jakarta
Baca juga : Safar ke Jakarta, Sholat Jamak Qasar di Masjid Istiqlal Jakarta
Sore harinya, kami jalan-jalan di sekitaran
kota Solo mulai dari Keraton Surakarta Hadiningrat, Benteng Vastenburg sampai akhirnya
tiba di Masjid Agung Surakarta
menjelang maghrib. Sementara menunggu
adzan maghrib, kami jalan mengelilingi seputaran masjid mulai dari pintu
gerbang masjid sampai menara masjid.
Memasuki kawasan masjid disambut dengan
pintu gerbang berupa Gapura besar dengan 3 pintu berbentuk huruf U runcing
terbalik. Pintu tengah berukuran lebih besar diapit dengan 2 pintu berukuruan
lebih kecil. Pintu gerbang ditutup
dengan pintu pagar besi separo dari
ketinggian pintu gerbang. Dilihat dari Gapura pintu gerbang seperti tembok kuno
yang begitu kokoh mencerminkan bahwa masjid ini memiliki nilai sejarah kuno.
Bangunan masjidnya sangat sederhana
mencerminkan budaya jawa menyerupai rumah joglo dengan atap bertingkat tiga.
Kubahnya berbentuk limas segi emat yang puncaknya ditambah kubah kecil yang bentuknya
seperti bawang.
Baca juga : Masjid Nasional Al Akbar Surabaya
Baca juga : Masjid Nasional Al Akbar Surabaya
Menaranya berdiri terpisah yang
berada di utara masjid. Menara terlihat sangat kokoh dengan bentuk
bulat tinggi keatas yang ditopang
bagian bawah berbentuk empat persegi.
Satu lagi bukti bahwa masjid ini memiliki
nilai sejarah kuno bisa dilihat dari bangunan utama masjid yang dipenuhi dengan
bahan utama dari kayu. Tiang-tiang penyangga masjid terbuat dari kayu berbentuk
bulat besar (biasa disebut saka guru). Untuk memperkuatnya, antara tiang satu dengan tiang lainnya disambung
dengan kayu bulat yang sama. Plafon
masjid juga terbuat dari kayu yang serupa.
Pintu masuk ke ruang utama masjid
dibangun semacam lorong atau teras menuju masjid yang tiang dan plafonnya
terbuat dari kayu bercat biru. Sekeliling lorong, dipasang pagar pembatas kecil
dari kayu berwarna biru.
Baca juga : Masjid Putih, Masjid Brigjen Soegiyono, Balaikota Among Tani Kota Batu
Baca juga : Masjid Putih, Masjid Brigjen Soegiyono, Balaikota Among Tani Kota Batu
Masjid Agung
ini dikelilingi tembok pagar setinggi lebih kurang 3 meter yang memisahkan kawasan masjid dari lingkungan sekitar.
Setelah puas
berkeliling seputaran masjid dan adzan berkumandang tanda maghrib telah tiba,
kami segera berwudhu untuk sholat maghrib. Selesai sholat, kami segera kembali
ke tempat penginapan.
Sekilas
tentang Masjid Agung Surakarta
Masjid Agung
Surakarta berlokasi di Jalan Masjid Besar 1, Baluwarti, Pasar Kliwon,
Kota Surakarta, Jawa Tengah. Masjid ini dibangun diatas lahan seluas 19.180 m2
dengan luas bangunan 15.000 m2 yang mampu menampung jamaah mencapai 1.000
orang.
Nama resmi masjid
dalam bahasa Jawa adalah Masjid Ageng Karaton Surakarta Hadiningrat yang
pada masa pra-kemerdekaan adalah Masjid Agung milik kerajaan Surakarta
Hadiningrat. Selain sebagai tempat
ibadah, Masjid Agung berfungsi juga sebagai pusat syiar Islam bagi warga
kerajaan.
Masjid Agung dibangun oleh Sunan Pakubuwono III tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768. Raja (Sunan)
Surakarta berfungsi sebagai panatagama (pengatur urusan agama) dan
masjid ini menjadi pelaksana dari fungsi ini. Semua pegawai masjid diangkat
menjadi abdi dalem kraton, dengan gelar seperti Kanjeng Raden Tumenggung
Penghulu Tafsiranom (untuk penghulu) dan Lurah Muadzin untuk juru adzan.
Baca juga : Masjid Merah di Tengah Sawah, Taman Dayu Pandaan, Pasuruan
Baca juga : Masjid Merah di Tengah Sawah, Taman Dayu Pandaan, Pasuruan
Alhamdulillah, kami sekeluarga dapat melaksanakan sholat maghrib berjamaah di Masjid Agung Surakarta, masjid peninggalan Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dibangun pada abad 18 oleh Sunan Pakubuwono III, Raja Surakarta Hadiningrat masa itu.
Sumber bacaan :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Kraton_Surakarta
Sumber bacaan :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Kraton_Surakarta
Belum ada Komentar untuk "Masjid Kuno Peninggalan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Masjid Agung Surakarta"
Posting Komentar