Khutbah Jumat di Masjid Agung At-Tin Jakarta, Mengingat Kematian
Jumat, 29 November 2019
1 Komentar
Khutbah Jumat di Masjid Agung At-Tin : Mengingat kematian
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
Masjid Agung At-Tin berlokasi di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jalan Raya Taman Mini Pintu 1 Taman Mini, Kelurahan
Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur. Hari Jumat, tanggal 8 November 2019 kami bersilaturahim di kediaman rumah bibi yang
berada di pinggiran Jakarta tidak jauh dari TMII, tepatnya
daerah Ujung Aspal, Pondok Gede, Bekasi. Rumah bibi yang tidak begitu jauh dari TMII, memberi kesempatan kami untuk dapat sholat Jumat di Masjid Agung At-Tin.
Baca juga : Kajian Jumat di Masjid Al Istiqomah Gresik : Handphone dan Kasholihan
Baca juga : Kajian Jumat di Masjid Al Istiqomah Gresik : Handphone dan Kasholihan
Alhamdulillah, kami dapat merasakan dan menikmati sholat Jumat di Masjid Agung At-Tin. Untuk mencapai Masjid Agung At-Tin, kami mesti membelah kemacetan dan ketika sudah sampai di lokasi, tidak boleh langsung berbelok, tetapi harus memutar terlebih dulu di tempat putaran yang cukup jauh. Pada akhirnya kami terlambat hadir dan tiba di dalam masjid ketika khatib sudah naik mimbar dan memulai khutbahnya.
Meski
terlambat, namun khutbah baru saja dimulai sehingga kami masih dapat
mendengarkan materi khutbah yang disampaikan khatib. Khatib berada di atas
mimbar yang cukup tinggi sehingga jamaah sholat jumat dapat melihat
khatib yang sedang menyampaikan khutbah.
Berikut ini garis besar materi khutbah yang disampaikan khatib :
1. Pernahkah
kita berpikir tentang orang yang mengalami kematian setiap hari? Pernahkah kita
menghitung berapa jumlah orang yang meninggal setiap bulan? Pernahkah kita
membayangkan berapa banyak orang yang meninggalkan dunia setiap tahun?
2. Kematian
adalah sesuatu yang pasti, sesuatu yang haq, sesuatu yang benar terjadi
sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al-
Ankabut ayat 57 (QS 29 : 57) yang artinya ‘Setiap
yang bernyawa pasti merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami, kamu dikembalikan’.
Baca juga : Kajian Maghrib Berbahasa Jawa di Masjid Hidayatullah Gresik
Baca juga : Kajian Maghrib Berbahasa Jawa di Masjid Hidayatullah Gresik
3. Sekaya
apapun kita, setinggi apapun jabatan kita, segagah apapun kita semuanya akan
mengalami kematian. Kematian tidak membeda-bedakan kaya dan miskin, pejabat dan
rakyat jelata, tua dan muda, semuanya pasti mati. Kekayaan yang kita miliki,
jabatan tinggi yang kita sandang, kegagahan yang kita banggakan, tidak dapat
membuat kita lari dari kematian. Surat Al-Jumu’ah ayat 8 (QS 62 : 8) yang
artinya Katakanlah,”Sesungguhnya kematian
yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lau Dia
beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Dan Surat Al-A’raf ayat
34 (QS 7 : 34) artinya,’Dan setiap umat
mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta
penundaan atau percepatan sesaat pun.’
4. Orang
yang paling cerdas adalah orang paling banyak mengingat kematian sebagaimana sebuah
hadist nabi saw yang diriwayatkan Ibnu Majah bahwa ada seorang sahabat yang
bertanya kepada Rasulullah saw,”Wahai
Rasulullah, orang beriman manakah yang paling baik?”, beliau saw menjawab,”Yang paling baik akhlaknya”, sahabat ini
bertanya lagi,”Lalu orang beriman manakah
yang paling cerdas?”, beliau saw menjawab,”Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya
setelah kematian.”
5. Dengan
mengingat kematian, kita akan mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian dan
setelah kematian. Kita akan lebih semangat untuk beribadah dan beramal sholih.
Kita akan lebih banyak bersedekah, berinfaq, berwakaf dan amalan-amalan
kebaikan yang menjadi bekal kehidupan sesudah kematian. Kita akan lebih sabar dan ikhlas
untuk mendidik anak agar kelak menjadi anak yang sholih.
Baca juga : Kajian Subuh Ustadz dr. H. Agus Ali Fauzi di Masjid Al Mubarok Tuban
Baca juga : Kajian Subuh Ustadz dr. H. Agus Ali Fauzi di Masjid Al Mubarok Tuban
6. Sebaik-baik
bekal untuk menghadapi kehidupan akhirat adalah taqwa sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Baqarah ayat 197 (QS 2 : 197) yang artinya,’…berbekalah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.
Dan bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal sehat!”
Demikian point-point
materi khutbah yang disampaikan pada khutbah Jumat tanggal 8 November 2019 di Masjid Agung At-Tin, TMII,
Jakarta.
Semoga
bermanfaat.
Sangat membantu untuk saya, Semoga materi ceramah khutbah jumat nya menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.
BalasHapus