Handphone dan Kesholihan
Jumat, 15 November 2019
Tulis Komentar
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Masjid Al Istiqomah adalah masjid yang
berlokasi di Jalan Ikan Dorang IV, perumahan BP Kulon, Kabupaten Gresik.
Lokasinya cukup dekat dari tempat kerja dan kebetulan di tempat kerja belum
tersedia masjid untuk sholat jumat sehingga kami seringkali sholat jumat di
Masjid Al Istiqomah. Begitu pun pada hari Jumat tanggal 01 November 2019,
kami bersama beberapa teman kerja melaksanakan sholat jumat di masjid tersebut.
Sholat jumat di masjid ini tepat waktu sesuai
jam waktu dhuhur. Sebelum khotib naik mimbar, pada umumnya
takmir masjid menyampaikan pengumuman minimal terkait hasil infaq jumat sebelumnya,
saldo kas masjid serta nama khotib dan imam jumat saat itu. Tidak demikian
dengan masjid ini, tidak ada pengumuman yang disampaikan oleh Takmir.
Baca juga : Kajian Bada Maghrib Berbahasa Jawa
Baca juga : Kajian Bada Maghrib Berbahasa Jawa
Waktu dhuhur hari Jumat itu sangat awal
tepatnya jam 11.15. Jamaah belum terlihat
ramai, khotib tetap naik mimbar, mengucap salam dan selanjutnya dikumandangkan
adzan oleh muadzin. Sebagian besar jamaah terlambat hadir,
(hadir setelah khotib naik mimbar atau sedang kutbah). Jamaah
yang terlambat kemungkinan besar dikarenakan waktu dhuhur yang sangat
awal.
Kutbah diawali dengan pujian dan syukur kepada Allah, sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw, dan wasiat takwa kepada Allah SWT. Tidak ada keindahan hidup di dunia kecuali dengan beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Materi kutbah
jumat yang disampaikan khatib :
1. Dulu,
tidak terbayangkan oleh kita semua bahwa perkembangan teknologi akan secanggih
seperti sekarang ini dengan informasi-informasi yang mudah didapat. Tidak terpikirnya oleh kita bahwa handphone dan paket data
akan menjadi kebutuhan primer. Banyak diantara kita lebih memilih ketinggalan
dompet daripada ketinggalan handphone.
Seolah-olah tidak bisa hidup tanpa handphone.
2. Hal
ini pula yang menyebabkan seorang anak sering bertengkar dengan orang tuanya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa seorang anak sering mengabaikan perintah orang
tuanya karena keasyikan bermain game di handphone. Kejadian seperti ini sudah umum
karena banyak pengaduan dari orang tua kepada para guru atau ustadz/ustadzah.
3. Bagaimana
ini bisa terjadi, bukankan kita sebagai orang tua mengharapkan seorang anak
menjadi Qurrota a’yun, menjadi
penyejuk hati? Bukan malah menjadi Aduwalakum, menjadi musuh bagi kalian? Ini
menjadi perhatian dan renungan bagi kita semua terutama para orang tua.
4. Setiap
anak terlahir dalam keadaan fitrah. Fitrah berarti mengenal Tuhannya dengan
baik, menjalankan perintah Tuhannya dan meninggalkan larangan Tuhannya. Fitrah
ini cenderung kepada kebaikan, keshalihan, bersosial yang baik, akhlak yang
baik. Kita sebagai orang tuanya harus mendidik dan memberi contoh yang baik
kepada anak. Orang tua sering tidak menyadari, memberikan perintah kebaikan
tetapi kita tidak melakukan kebaikan itu. Bagaimana si anak melakukan kebaikan
kalau melihat orang tuanya tidak memberikan teladan kebaikan yang
diperintahkannya.
Baca juga : Kajian Bada Subuh dr. H. Agus Ali Fauzi : The Power of Happiness
Baca juga : Kajian Bada Subuh dr. H. Agus Ali Fauzi : The Power of Happiness
5. Kita
semua sebagai orang tua merindukan dan mengharapkan anak cucu kita menjadi anak
sholih/sholihah yang kelak di hari akhir nanti saling mangangkat satu sama
lain. Anak lebih sholih dari orang tuanya, maka anak akan mengangkat orang tuanya.
Sebaliknya orang tua lebih sholih dari anaknya, maka orang tua akan mengangkat
anaknya. Sebagaimana yang telah disebutkan
dalam Al-quran surat Ath Thur ayat 21 (QS 52 ; 21) yang artinya,”Dan orang-orang yang beriman, beserta anak
cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan
anak cucu mereka (di dalam Surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala
amal (kebaikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.”
6. Selanjutnya Khatib menyampaikan tingkatan golongan atau tipe manusia :
6. Selanjutnya Khatib menyampaikan tingkatan golongan atau tipe manusia :
- Sholih,
manusia yang sholih dalam ketauhidan bahwa tidak ada Tuhan yang layak disembah melainkan Allah, tidak menyekutukan Allah dan tidak berbuat syirik. Sholih dalam penghambaan kepada Allah bahwa kita adalah hamba Allah dan bukan hamba yang lain sehingga segala sikap, tingkah laku dan perbuatan kita hanya untuk Allah. Sholih dalam peribadatan kepada Allah sesuai Surat Adz-Dzariyat ayat 56 (QS 51 : 56) yang artinya,'Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.' Segala ibadah yang kita lakukan semata-mata hanya untuk Allah.
- Rusak,
manusia yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan lingkungan
sekitar. Masa bodoh terhadap tetangganya, apakah kenyang atau lapar tidak
peduli sama sekali. Bahkan terhadap isteri dan anaknya juga tidak peduli.
Manusia yang hanya menikmati kesenangan dunia tanpa peduli yang lainnya.
- Rusak
dan merusak, manusia yang perbuatannya rusak dan merusak orang lain atau
lingkungan sekitar. Manusia yang tidak hanya
mementingkan diri sendiri dan tidak
peduli orang lain, tetapi perbuatannya menimbulkan kerusakan bagi orang lain
dan lingkungan sekitar. Seperti korupsi atau mengupload gambar dan video di
medsos seenaknya sendiri yang penting mendapatkan penghasilan tanpa peduli
konten yang diupload.
Khotib mengakhiri
kutbah jumat dengan pengharapan dan permohonan doa kepada Allah SWT agar kita
semua dijauhkan dari orang rusak dan orang yang rusak merusak dan semoga Allah
menjadikan kita dan anak cucu kita golongan orang-orang sholih yang di akhirat
kelak dapat berkumpul di surgaNya.
Aamiin….
Semoga
bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Handphone dan Kesholihan"
Posting Komentar