Keutamaan Silaturahim dan Jadilah Pengikut Akhirat
Rabu, 26 Februari 2020
Tulis Komentar
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
Kajian ba’da sholat subuh di Masjid Al Mubarok Tuban rutin
diselanggarakan setiap ahad dengan para Ustadz yang didatangkan dari luar kota
Tuban. Ahad tanggal 2 Februari 2020,
giliran Ustadz Charis Idhari dari Yogyakarta yang mengisi kajian subuh di Masjid Al Mubarok
Tuban. Berikut point-point yang disampaikan ustadz dalam kajian ba'da subuh :
1. Ustadz mengawali kajiannya dengan keutamaan
sholat fajr (sholat dua rakaat sebelum subuh) yang diriwayatkan dalam Hadist
Muslim :
رَكْعَتَا
الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat fajr (shalat sunnah sebelum subuh)
lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya”
Kalau sholat sunnah sebelum subuh lebih baik daripada
dunia dan isinya, bagaimana dengan sholat subuh itu sendiri, sholat subuh
berjamaah? Tentu keutamaannya lebih besar lagi dari sholat sunnah subuh. Dengan nada sedikit bercanda Ustadz
menyampaikan, ”Makanya kalau bapak-bapak dan ibu-ibu ingin mencari karyawan
atau pegawai yang berkualitas, ingin mencari menantu yang baik sholih caranya
gampang, cari anak-anak muda yang rajin sholat subuh berjamaah di masjid.”
2. Berikutnya disampaikan tentang keutamaan silaturahim. Sila artinya
menyambung, Rahim artinya rahim, satu-satunya
organ tubuh manusia yang bahasa Indonesia dan bahasa arabnya sama. Rahim, satu-satunya organ tubuh yang hanya ada pada wanita yang berasal dari nama Allah (Asmaul Husna). Sesungguhnya rahim berasal dari Allah, barang siapa yang menyambungnya, Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang memutusnya, Allah akan memutusnya sebagaimana Hadist Riwayat Bukhari :
إِنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنْ
الرَّحْمَنِ فَقَالَ اللَّهُ مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ وَمَنْ َطَعَكِ قَطَعْتُهُ
“Sesungguhnya
rahim itu berasal dari Arrahman lalu Allah berfirman, “Siapa menyambungmu Aku
menyambungnya dan barangsiapa memutusmu aku memutusnya.”
Keutamaan silaturahim diriwayatkan dalam hadist Bukhari
:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي
رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin dilapangkan
rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung silaturahim.”
Dipanjangkan umurnya adalah keberkahan dalam umurnya.
Usianya panjang tetapi dalam hidupnya tidak pernah sholat, tidak pernah
beramal, tidak pernah berbuat kebaikan maka tidak termasuk yang dipanjangkan
umurnya. Sebaliknya umurnya pendek tetapi dalam hidupnya selalu menjaga
sholatnya, banyak beramal, sering berbuat kebaikan, maka termasuk dipanjangkan
umurnya.
Ibaratnya kita disuruh memilih 2 pilihan, punya dompet
yang panjang, tetapi isinya hanya dua lembar uang lima ribuan atau dompet yang pendek,
tetapi isinya banyak penuh dengan uang ratusan ribu. Sedikit bercanda,”Jangan milih yang ke-3, dompet
panjang yang isinya banyak, itu bukan memilih namanya, tapi ngeyel.” Maka kita pasti lebih memilih
dompet pendek yang isinya penuh dengan uang ratusan ribu.
3. Jadilah sebagai pengikut akhirat dan jangan menjadi pengikut
dunia, sebagaimana nasehat Ali Bin Abi Thalib karamallahu wajhah :
“Ketahuilah bahwa dunia berpaling menjauh dan
akhirat kian mendekat, dan masing-masing memiliki pengikut maka jadilah kalian
pengikut akhirat, dan jangan menjadi pengikut dunia. Sesungguhnya hari ini
adalah waktu untuk beramal tanpa ada hisab, dan esok (di akhirat) adalah waktu
hisab bukan waktu untuk beramal.”
Pengikut dunia adalah orang-orang hidupnya hanya untuk
dunia saja, orang yang berlomba-lomba mencari kesuksesan dan kesenangan dunia
semata dengan segala cara tanpa memikirkan akhirat. Sedangkan pengikut akhirat adalah orang-orang
yang hidupnya di dunia berorientasi akhirat, orang yang mencari kesuksesan dan
kesenangan dunia untuk akhirat.
Orang-orang yang mengikuti dunia semata adalah tercela
sebagaimana ancaman Allah dalam Alquran surat Al Isra ayat (18) yang artinya :
“Barang siapa
menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia)
ini. Apa yang Kami kehendaki bagi orang-orang yang menghendaki. Kemudian Kami
sediakan baginya (di akhirat) neraka jahanam, dia akan memasukinya dakam
keadaan tercela dan terusir.”
Orang-orang yang berorientasi akhirat bukan berarti
tidak boleh sukses, Salah! Bukan
berarti tidak boleh berprestasi, fatal!
Bukan berarti tidak boleh kaya, salah
total! Justeru orang-orang yang berorientasi akhirat harus sukses,
berprestasi dan kaya. Kesuksesannya, prestasinya dan kekayaannya digunakan
untuk kebaikan sebagai bekal kehidupan akhirat.
Para sahabat Nabi saw adalah contoh orang-orang
sukses, berprestasi dan kaya yang kesemuanya digunakan untuk kebaikan di dunia
sebagai bekal di akhirat (berorientasi akhirat).
Kisah sahabat Ustman bin Affan yang membeli sumur milik orang yahudi, kemudian disedekahnya untuk kaum muslimin. Ketika itu musim kekeringan yang panjang (paceklik), kaum muslimin susah mendapatkan air dan ada seorang yahudi yang memiliki sumur. Untuk mendapatkan air, kaum muslimin harus rela antri dan membayar mahal kepada orang yahudi pemilik sumur.
Sahabat Ustman dengan kepintarannya berbisnis,
mendekati orang yahudi pemilik sumur dan berniat untuk membeli sumur itu. Orang
yahudi tidak mau menjualnya, tapi Ustman tidak patah semangat. Ustman
mengatakan,”Bagaimana kalau aku membeli setengahnya saja, setengah lagi tetap
menjadi milikmu.” Akhirnya orang yahudi tersebut setuju untuk menjual setengah
sumurnya dengan harga yang sangat mahal dan disepakati satu hari sumur menjadi
milik orang yahudi dan satu hari berikutnya menjadi milik Ustman bin Affan.
Setiap giliran Ustman,
berbondong-bondong kaum muslimin mengambil air dari sumur itu karena
Ustman bin Affan menggratiskannya. Tiba giliran orang yahudi, tidak ada kaum
muslimin yang mengambil air di sumur itu. Berlangsung terus seperti itu
sehingga orang yahudi akhirnya menjual setengah sumurnya lagi kepada Ustman bin
Affan dengan harga lebih murah dari sebelumnya.
Ustman langsung mewakafkan sumur itu untuk kebutuhan
kaum muslimin. Sampai sekarang sumur itu masih memberikan manfaat kepada kaum
muslimin dan terus berkembang hingga tercatat sampai sekarang rekening atas
nama Ustman bin Affan.
Beginilah contoh orang yang berorientasi akhirat,
kehidupannya di dunia digunakan sebaik-sebaiknya untuk kehidupan akhirat.
Semoga bermanfaat
Belum ada Komentar untuk "Keutamaan Silaturahim dan Jadilah Pengikut Akhirat"
Posting Komentar