Masjid Unik Dengan Satu Tiang Penyangga, Masjid Kraton SokoTunggal, Kawasan Tamansari, Yogyakarta



Masjid Kraton SokoTunggal, Tamansari Yogyakarta


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
Kamis, 2 Januari 2020 pagi hari jam 08.15 kami sudah tiba di kawasan wisata Tamansari, Yogyakarta. Sengaja datang lebih awal meskipun mengetahui Tamansari baru dibuka jam 09.00, hal ini untuk memudahkan kami mendapatkan tempat parkir. Sebelum kami datang pun sudah banyak kendaraan berparkir di depan pintu dan sudah banyak pengunjung yang mengantri di depan pintu masuk Tamansari.  

Sementara menunggu jam buka Tamansari, kami berjalan-jalan di area jalan pintu masuk  kawasan Tamansari dan ternyata terdapat sebuah masjid tepat berada di pintu masuk jalan menuju Tamansari.  Masjid Kraton SokoTunggal Yogyakarta, begitu nama masjidnya yang tertulis di papan nama yang terpasang di pintu masuk masjid. Masjid ini tepatnya beralamat di Jalan Taman 1 nomor 318, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.

Sayang, masjidnya di pagi hari itu masih tertutup dan terkunci sehingga kami hanya dapat melihat Masjid dari balik pagar di luar masjid. Tidak dapat memasuki masjid, kami hanya cukup puas dengan mengambil gambar masjid dari luar dan itupun tidak maksimal karena terhalang pintu dan pagar tembok masjid yang cukup tinggi. 


Masjidnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu luas. Sesuai namanya masjid SokoTunggal yang berbahasa Jawa, maka masjidnya pun berarsitektur Jawa dengan ciri khasnya atap limas segi empat berundak. Bila biasanya berundak tiga, masjid kraton SokoTunggal ini berundak dua.  Puncak atapnya  sama persis seperti Masjid Gedhe Kauman yang berhiaskan mahkota kerajaan. Sama dengan masjid yang berarsitektur jawa pada umumnya, bangunan masjid terbagi menjadi 2 bagian, ruang utama dan serambi masjid. Ruang utama masjid, bangunan tertutup yang digunakan sebagai ruang utama untuk sholat yang atapnya berundak dua. Serambi masjid, ruang terbuka yang disamping digunakan sebagai tempat sholat juga sering dipakai sebagai tempat istirahat. Serambi masjidnya dikelilingi pagar kecil dari kayu pada bagian bawah dan atas.


Pagar tembok putih mengelilingi masjid dengan pintu masuk berada di sebelah utara masjid. Pintu utama berupa gapuro tinggi bertembok putih dengan pintu kupu tarung dari kayu warna kuning pucat. Di atas pintu kayu, terpasang papan nama masjid, Masjid Kraton SokoTunggal Yogyakarta. Di sisi kiri dan kanan pintu utama, terdapat pintu kecil berbentuk letter U terbalik yang tertutup dengan pintu besi sewarna dengan pintu utama.

Kunikan Masjid Kraton SokoTunggal

Sesuai namanya SokoTunggal (saka = tiang, tunggal = satu) yang berarti Tiang Satu, maka masjid ini memiliki keunikan dengan hanya memiliki satu soko guru (satu tiang penyangga utama).  Pada umumnya bangunan berkonsep Jawa disangga oleh minimal empat batang soko guru. Soko guru yang digunakan adalah kayu jati yang berukuran 50 cm x 50 cm.

Berdasarkan prasasti yang tertera pada dinding depan, Masjid Kraton SokoTunggal ini diresmikan pada hari Rabu  tanggal 28 Februari 1973 M oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Masjid ini selesai dibangun pada hari Jumat tanggal 21 Rajab 1392 H atau 1 September 1972 M.

Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 900 meter persegi, yang merupakan tanah pemberian Sultan Hamengkubuwono IX. Tidak hanya memberikan tanah, beliau juga berpesan agar bangunan masjid dibuat dengan arsitektur Jawa, dan beliau menunjuk R. Ngabehi Mintobudoyo yang merupakan arsitek Keraton Yogyakarta, sebagai arsitek pembangunan Masjid Kraton SokoTunggal.

Sebagaimana masjid berarsitektur jawa yang setiap bentuknya mempunyai makna tersendiri,  maka masjid dengan sokotunggal ini pun sarat dengan makna. Pada ruang utama  masjid dapat dilihat 4 buah saka bentung dan 1 buah saka guru sehingga semua berjumlah 5 buah. Hal ini merupakan lambang negara Pancasila. Soko guru merupakan lambang sila yang pertama, yakni Ketuhanan Yang MahaEsa.  Usuk sorot (memusat seperti jari-jari payung), disebut juga peniung, merupakan lambang kewibawaan negara yang melindungi rakyatnya.

Demikian sekilas Masjid Kraton SokoTunggal yang kami lihat dari luar pagar di kawasan Tamansari, Yogyakarta. Sayang sekali kami tidak dapat memasukinya dan melihat Soko Tunggal (satu tiang penyangga utama) yang menjadi daya tarik keunikan masjid tersebut.

Semoga lain kali dapat sholat di masjid ini dan melihat langsung Soko Tunggal nya.


Belum ada Komentar untuk "Masjid Unik Dengan Satu Tiang Penyangga, Masjid Kraton SokoTunggal, Kawasan Tamansari, Yogyakarta "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel