Menjaga Lisan Dari Perkataan Buruk
Senin, 17 Februari 2020
Tulis Komentar
Menjaga Lisan dari
Perkataan Buruk, Kultum Subuh di Masjid Nurul Jannah Gresik,
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
Alhamdulillah,
segala puji dan syukur bagi Allah yang masih memberikan kesempatan
untuk dapat mendengarkan Kultum subuh hari Selasa tanggal 10 Desember 2019 di Masjid
Nurul Jannah Petrokimia Gresik. Kultum
bada subuh hari Selasa disampaikan oleh Ustadz Khumaini Dhofir dengan materi
tafsir.
Kali ini,
ustadz menyampaikan kultum tentang pelajaran dari surat An-Nisa ayat (148)
لَا
يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۚ
وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
‘Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang
diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’
Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat
tersebut :
1. Allah
membenci perkataan buruk yang diucapkan terus terang seperti ghibah
membicarakan aib orang, memaki orang, mendoakan keburukan orang, termasuk
perkataan jorok.
2. Berbicara atau berkata yang baik-baik bagian dari keimanan kepada
Allah sebagaimana hadist riwayat bukhari dan muslim :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka
hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.’
3. Orang yang tidak dapat menjaga lisannya dari
perkataan buruk dapat menyeretnya ke neraka sebagaimana nasihat Rasulullah saw kepada
Muadz bin Jabal ra,”Wahai Muadz jagalah
ini (sambil Rasulullah menunjuk lisannya). Muadz bertanya,”Wahai Nabi Allah,
apakah nanti di hari kiamat perkataan kita akan dihisab.” Rasulullah menjawab,”Wahai
Muadz bahkan nanti itu ada orang yang diseret ke neraka karena tidak bisa
menjaga lisannya.’ (riwayat Tirmidzi)
4. Rasulullah juga pernah menegur isterinya Aisyah ra yang pernah
terpeleset berkata tidak baik terhadap Shofiyah. Aisyah ra pernah berkata bahwa
Shofiyah itu pendek. Mendengar itu, Rasulullah langsung menegur,”Sungguh engkau
wahai Aisyah telah mengucapkan suatu perkataan, yang seandainya kalimat
tersebut dicampur dengan air laut niscaya ia akan mengubah rasanya.”
Perkataan yang sekedar mengatakan bahwa si
fulan pendek diibaratkan bila dicampur dengan air laut akan mengubah rasanya. Betapa
saking buruknya perkataan tersebut.
5. Allah memberikan pengecualian terhadap orang yang terdzolimi.
Orang yang didzolimi boleh mengatakan yang sebenarnya terhadap keburukan orang
yang mendzoliminya terutama di hadapan hakim.
Hati-hati
terhadap doa orang yang terdzolimi karena doa orang yang terdzolimi tidak ada
penghalang antara dia dan Allah.
6. Ayat tersebut diakhiri dengan Allah Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui. Allah mengetahui segala yang terus terang dan yang dirahasiakan.
Setiap perkataan buruk yang dirahasiakan dalam hati pun, Allah pasti
mengetahuinya.
Bermohon
kepada Allah, semoga kita terbiasa menggunakan lisan untuk berkata yang baik-baik
dan menjaga lisan kita dari perkataan yang buruk.
Semoga
bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Menjaga Lisan Dari Perkataan Buruk"
Posting Komentar