Menjaga Lisan Dari Perkataan Buruk



Menjaga Lisan dari Perkataan Buruk, Kultum Subuh di Masjid Nurul Jannah Gresik,

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah yang masih memberikan kesempatan untuk dapat mendengarkan Kultum subuh hari Selasa tanggal 10 Desember 2019 di Masjid Nurul Jannah Petrokimia Gresik.  Kultum bada subuh hari Selasa disampaikan oleh Ustadz Khumaini Dhofir dengan materi tafsir. 


Kali ini, ustadz menyampaikan kultum tentang pelajaran dari surat An-Nisa ayat (148) 

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
‘Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’


 Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat tersebut :

1. Allah membenci perkataan buruk yang diucapkan terus terang seperti ghibah membicarakan aib orang, memaki orang, mendoakan keburukan orang, termasuk perkataan jorok.

2.  Berbicara atau berkata yang baik-baik bagian dari keimanan kepada Allah sebagaimana hadist riwayat bukhari dan muslim :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.’

3.  Orang yang tidak dapat menjaga lisannya dari perkataan buruk dapat menyeretnya ke neraka sebagaimana nasihat Rasulullah saw kepada Muadz bin Jabal ra,”Wahai Muadz jagalah ini (sambil Rasulullah menunjuk lisannya). Muadz bertanya,”Wahai Nabi Allah, apakah nanti di hari kiamat perkataan kita akan dihisab.” Rasulullah menjawab,”Wahai Muadz bahkan nanti itu ada orang yang diseret ke neraka karena tidak bisa menjaga lisannya.’ (riwayat Tirmidzi)

4.    Rasulullah juga pernah menegur isterinya Aisyah ra yang pernah terpeleset berkata tidak baik terhadap Shofiyah. Aisyah ra pernah berkata bahwa Shofiyah itu pendek. Mendengar itu, Rasulullah langsung menegur,”Sungguh engkau wahai Aisyah telah mengucapkan suatu perkataan, yang seandainya kalimat tersebut dicampur dengan air laut niscaya ia akan mengubah rasanya.”
Perkataan yang sekedar mengatakan bahwa si fulan pendek diibaratkan bila dicampur dengan air laut akan mengubah rasanya. Betapa saking buruknya perkataan tersebut.

5.   Allah memberikan pengecualian terhadap orang yang terdzolimi. Orang yang didzolimi boleh mengatakan yang sebenarnya terhadap keburukan orang yang mendzoliminya terutama di hadapan hakim.
        Hati-hati terhadap doa orang yang terdzolimi karena doa orang yang terdzolimi tidak ada penghalang antara dia dan Allah.   

6.   Ayat tersebut diakhiri dengan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala yang terus terang dan yang dirahasiakan. Setiap perkataan buruk yang dirahasiakan dalam hati pun, Allah pasti mengetahuinya.

Bermohon kepada Allah, semoga kita terbiasa menggunakan lisan untuk berkata yang baik-baik dan menjaga lisan kita dari perkataan yang buruk.

Semoga bermanfaat.


Belum ada Komentar untuk "Menjaga Lisan Dari Perkataan Buruk"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel