Sesuatu Yang Menarik di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang




Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang  

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang  beralamat di Jalan KH. A. Dahlan No. 28, Jombatan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sebagaimana masjid agung pada umumnya, Masjid Agung Jombang juga berlokasi di pusat kota alun-alun Jombang.  Teringat sekalinya mampir di masjid agung ini sekitar hampir 2 tahun yang lalu ketika mengantar anak sulung kami yang akan berangkat ke Yogyakarta melalui Stasiun Kereta Api Jombang.

Ketika itu, kami berangkat dari Tuban pada hari Sabtu, tanggal 7 Juli 2018 dengan jarak tempuh sampai ke Jombang lebih kurang 2 jam perjalanan. Tiket kereta berangkat dari Stasiun Jombang pukul 16.00 dan sebelum waktu ashar (sebelum jam 15.00) kami sudah tiba di Stasiun.  Sangat kebetulan sekali, ternyata Stasiun Jombang berhadapan langsung dengan Alun-alun kota Jombang dan Masjid Agung Jombang sehingga masih cukup waktu bagi kami untuk beristirahat sebentar di alun-alun kota dan sholat ashar berjamaah di Masjid Agung Jombang. Masih sempat menikmati kuliner di sekitar alun-alun dan anak-anak masih sempat bermain-main di halaman masjid agung.


Masjid Agung Jombang telah mengalami perubahan terlihat dari bangunannya yang indah dan kekinian.  Masjidnya besar dan megah terlihat dari bangunannya yang berlapis batu marmer mulai dari lantainya sampai dindingnya. Mungkin yang belum berubah adalah kubah masjid yang masih berbentuk limas segi empat sebagaimana sebagian besar masjid di jawa tempo dulu.

Masjidnya bernuansa abu-abu sesuai warna batu marmer yang melapisi dinding masjid mulai dari bawah sampai bagian atas.  Warna abu-abu juga menghiasi menara kembar masjid yang berada di sisi kiri dan kanan bagian depan masjid yang menyatu dengan bangunan masjid. Sedikit warna coklat pada setiap tiang penyangga teras yang menghiasi 3 pintu masuk masjid.

Tidak hanya bagian luar masjid yang berwarna abu-abu dan berlapis marmer, bagian dalam masjid juga berlapis marmer warna abu-abu.  Lantai marmernya  tertutup lapisan karpet warna merah dengan garis batas shof warna coklat.  Sebagian bangunan dalam masjid yang digunakan untuk sholat lantainya bertingkat yang berada pada bagian belakang shof masjid.


Ketika mampir di Masjid Agung Baitul Mukminin kala itu, kami melihat sesuatu yang berbeda dan menarik yang terpajang di halaman masjid. Terlihat foto atau gambar para ulama  Jombang  yang masyhur dan  dipasang berjejer pada sisi kiri (sebelah selatan) halaman masjid. Bukan sekedar ulama Jombang, tetapi ulama-ulama terkenal sebagai pendiri Nahdhatul Ulama (NU) dan para kyai pendiri atau pengasuh pondok-pondok pesantren yang terkenal di Jombang.

Yang pertama, tentu saja foto KH Hasyim Ashari, ulama karismatik yang lahir dan wafat di Jombang. Seorang kyai pendiri pesantren Tebuireng Jombang dan sosok ulama pendiri organisasi massa terbesar di Indonesia, Nahdhatul Ulama. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren, beliau  dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti maha guru karena keilmuannya. Bukan sekedar kyai dan ulama, beliau juga salah seorang yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia.

Yang kedua, foto KH Wahab Hasbullah,  salah satu kyai dan ulama yang juga lahir dan wafat di Jombang. Sosok kyai pengasuh  pondok pesantren   Tambakberas Jombang dan salah seorang ulama pendiri Nahdhatul Ulama bersama KH Hasyim Ashari.   Beliau juga termasuk salah satu ulama yang mendapat gelar sebagai  Pahlawan Nasional Indonesia.


Yang ketiga, foto KH Bisri Syansuri, seorang kyai dan ulama yang lahir di Pati dan wafat di Jombang. Kyai yang mendirikan pondok pesantren Mambaul Ma'arif di Denanyar, Jombang dan salah satu pendiri Nahdhatul Ulama bersama KH Hasyim Ashari dan KH Wahab Hasbullah.

Yang keempat, foto KH Romli Tamim Rejoso, seorang kyai yang lahir di Bangkalan, Madura dan wafat di Rejoso, Jombang.  Salah satu ulama dan kyai pengasuh pondok pesantren Darul Ulum Jombang. Salah satu pesantren terkenal di Jombang yang memiliki tingkat pendidikan mulai dari kanak-kanak sampai perguruan tinggi yang berlokasi di Rejoso, Peterongan, Jombang.

Setelah berjejer keempat foto tokoh para kyai dan ulama Jombang, terlihat foto atau baliho besar seorang ayah bergamis putih sedang menggandeng anaknya yang juga bergamis putih menuju Masjid disertai dengan tulisan,"Jarak Kita Dengan Masjid Bukan Diukur Dengan Kaki Tetapi Dengan Hati".  Di sebelah kiri baliho tersebut, masih ada lagi foto atau gambar kyai atau ulama Jombang yang kami tidak sempat memfotonya.

Itulah hal menarik yang kami jumpai di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang pas mampir waktu itu. Keberadaan  foto atau gambar para kyai atau ulama yang berasal dari daerahnya di Masjid Agung, menurut kami sangat bagus dan bermanfaat. Hal tersebut dapat menumbuhkan rasa ingin tahu  para jamaah khususnya generasi muda melineal untuk lebih mengenal para kyai dan ulama dari daerahnya. Dari rasa keinginan tahu tersebut dapat menumbuhkan keinginan  untuk lebih mengenalnya dengan lebih banyak mempelajari biografinya dan karya-karyanya. Dengan mengenalnya, dapat memupuk rasa untuk meneladaninya atau bahkan ingin menjadi seperti para kyai dan ulama tersebut.

Apakah sampai sekarang masih ada foto atau gambar tersebut? Wallahu A'lam. 



Belum ada Komentar untuk "Sesuatu Yang Menarik di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel