Masjid Yang Dipercaya Pernah Menjadi Tempat Berkumpulnya Walisongo, Masjid Agung Demak



Masjid Agung Demak, Tempat Berkumpulnya Walisongo

 اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ


Bila mendengar kata Demak, yang pertama terlintas di benak kita adalah sejarah kerajaan islam pertama di Jawa dengan Raden Patah sebagai rajanya. Yang kedua adalah Sunan Kalijaga, salah satu tokoh walisongo yang makamnya berada di Kadilangu, Demak. Yang ketiga adalah Masjid Agung Demak yang berlokasi di Jalan Raya Sultan Fatah No. 57, Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak.


Sangat mudah menemukan Masjid Agung Demak karena lokasinya berada di pusat kota alun-alun Demak.  Bila ingin mampir ke Masjid, kita harus melewati jalur kota dan tidak memilih melewati jalur ring road.  Setiap kendaraan yang bertujuan ke Semarang via Demak yang memilih jalur kota pasti melewati Masjid Agung Demak. 

Baca juga : Masjid Kuno Peninggalan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Masjid Agung Surakarta

Dua kali bepergian ke Semarang dan dua kali pula kami mampir ke  Masjid Agung Demak.  Yang pertama, hari Senin tanggal 8 Februari 2016 bertepatan libur Nasional yang ketika itu suasana mendung berawan. Yang kedua, hari Minggu tanggal 23 Desember 2018 pas liburan sekolah dengan kondisi panas terik. 

Ada apa saja di Kawasan Masjid Agung Demak?

Bila memasuki Kawasan Masjid Agung Demak, kita akan melihat beberapa tempat yang banyak dikunjungi orang atau paling tidak sebagai tempat selfie, yaitu :

 

1.   Simpang Enam Demak, alun-alun Kota Demak yang berlokasi di depan Masjid Agung. Alun-alun Demak berada di 6 persimpangan jalan, sehingga lebih dikenal dengan Simpang Enam Demak. Sekeliling alun-alun dibangun taman-taman indah yang salah satunya tulisan Simpang Enam Demak warna putih-merah-putih. Tempat ini favorit untuk berselfie.
 
2.  Museum Masjid Agung Demak, berada dalam Kawasan Masjid yang berlokasi di sebelah utara masjid. Museum ini menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan Masjid Agung Demak dengan jumlah koleksi mencapai lebih dari 60 koleksi. Benda-benda bersejarah yang  disimpan di Museum ini diantaranya bagian-bagian soko guru yang rusak, sirap, kentongan, dan bedug peninggalan para walisongo. Menyimpan juga foto-foto Masjid Agung Demak tempo dulu, maket masjid Demak tahun 1845 – 1864 M, kitab suci Al-Qur’an 30 juz tulisan tangan, dan masih banyak lagi.

Baca juga : Melihat Keindahan Masjid Agung Tuban

3.  Makam Para Raja Kasultanan Demak, berlokasi di sisi utara masjid dan sebelah barat Museum.  Tempat pemakaman Raden Patah, raja Demak Bintoro yang pertama dan pemakaman raja-raja kasultanan Demak Bintoro lainnya termasuk para pangeran dan abdi dalemnya. Kompleks pemakaman ini sebagai salah satu tempat ziarah yang banyak dikunjungi orang sebagaimana makam para walisongo.

4.  Masjid Agung Demak, masjid kuno bersejarah yang menjadi salah satu masjid tertua di Indonesia dengan asitektur jawa seperti halnya Masjid Agung Surakarta berbentuk rumah joglo dengan atap berundak tiga.  


Ada dua bagian bangunan masjid ini, satu bagian merupakan serambi masjid yang terbuka dengan satu atap. Tiang penyangga dan plafonnya terbuat dari kayu. Satu bagian lagi adalah ruang utama masjid yang tertutup dengan atap limas segiempat berundak tiga yang puncaknya berhiaskan lafal Allah. Masih terlihat kekunoan dan kekokohan masjid dengan 4 tiang penyangga (saka guru) berupa kayu besar bulat yang menopang masjid. Plafon masjid masih tampak seperti aslinya berupa papan-papan kayu. 

Baca juga : Masjid Untuk Mengenang Ibu Tien Soeharto, Masjid Agung At-Tin TMII Jakarta

Masuk ke kawasan masjid disambut dengan Menara masjid yang begitu sederhana terbuat dari kerangka besi yang tersusun tinggi keatas.  Untuk mencapai puncak menara terhubung 7 rangkaian tangga juga dari besi. Bagian atas menara berupa miniatur masjid dengan kubah silver berbentuk bawang yang puncaknya berhiaskan bulan sabit.   


Masjid Agung Demak sebagai tempat berkumpulnya para walisongo

Masjid Agung Demak didirikan oleh Raden Patah, raja pertama dari Kasultanan Demak  sekitar abad ke-15 Masehi. Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. 

Baca juga : Masjid Citarasa Klenteng, Masjid Muhammad Cheng Hoo, Pandaan Pasuruan

Raden Patah  bersama Walisongo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa bulus. Ini merupakan candra sengkala memet dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar. 


Masjid ini memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Empat saka guru ini dikenal dengan sakaguru Sunan Ampel, sakaguru Sunan Bonang, sakaguru Sunan Gunung Jati dan sakaguru Sunan Kalijaga. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal

Atap masjid berupa limas segiempat berundak tiga, menggambarkan  3 aspek dasar ajaran islam yaitu (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan.
Wawallahu ‘alam

Sumber bacaan :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Demak
https://www.museumindonesia.com/museum/10/1/Museum_Masjid_Agung_Demak_Demak


Belum ada Komentar untuk "Masjid Yang Dipercaya Pernah Menjadi Tempat Berkumpulnya Walisongo, Masjid Agung Demak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel