Keteladanan Nabi Ibrahim as
Selasa, 17 Desember 2019
Tulis Komentar
Keteladanan Nabi Ibrahim as
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah penguasa
semesta alam yang telah memberikan nikmat tak terhingga kepada hambanya.
Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad saw, para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang istiqomah di jalannya sampai hari akhir. Masih diberikan
kesempatan untuk dapat mendengarkan kajian singkat, kultum di
Masjid Nurul Jannah Petrokimia Gresik yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad
Yani No.67, Gresik. Sesuai jadwal yang tertera di Masjid,
kultum bada subuh setiap hari Selasa disampaikan oleh Ustadz Khumaini Dhofir
dengan materi tafsir. Baca juga : Kajian Jumat di Masjid Al Istiqomah Gresik : Handphone dan Keshalihan
Selasa, tanggal 3 Desember 2019, ustadz
menyampaikan kultum bada subuh tentang keteladanan Nabi Ibrahim as dan anaknya
Nabi Ismail as yang terangkum dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat
127-128.
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan
pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa),”Ya Tuhan kami, terimalah
(amal) kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS 2 :
127)
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang
beserah diri kepada-Mu dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri
kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami
dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat, Maha
Penyayang. (QS 2 : 128)
Ustadz menyampaikan beberapa keteladanan Nabi
Ibrahim as yang patut kita contoh dan ikuti, sebagai berikut :
1. Pada diri Nabi Ibrahim ada
keteladanan yang harus kita contoh dan ikuti sebagaimana firman Allah
dalam surat Mumtahanah ayat 4 (QS 60 : 4)
"Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya"
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَه
"Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya"
2. Dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan atau amal
perbuatan, jangan sampai lupa kepada Allah. Sebagaimana Nabi Ibrahim as, ketika
sedang bekerja meninggikan pondasi Baitullah Ka’bah bersama dengan Nabi Ismail
as tetap mengingat Allah bahkan berdoa, “Rabbana taqabbal minna innaka
antassamiiul alim.”
Memberikan teladan kepada kita bahwa setiap amal perbuatan yang kita lakukan hanya ditujukan untuk Allah semata dan berharap Allah menerima amal kita.
Baca juga : Kajian Jumat di Masjid Agung At-Tin TMII Jakarta : Mengingat Kematian
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Ya Tuhan kami, terimalah amal kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui" Memberikan teladan kepada kita bahwa setiap amal perbuatan yang kita lakukan hanya ditujukan untuk Allah semata dan berharap Allah menerima amal kita.
Baca juga : Kajian Jumat di Masjid Agung At-Tin TMII Jakarta : Mengingat Kematian
3. Menjadi hamba yang istiqamah dalam berserah
diri kepada Allah (muslim). Sebagaimana doa nabi Ibrahim,”Rabbanaa Waj’alnaa
Muslimaini Laka.”
Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as adalah hamba yang telah berserah diri kepada Allah (muslim), namun tetap memohon kepada Allah untuk selalu dijadikan sebagai hamba yang berserah diri kepada-Nya. Kita harus meneladani Nabi Ibrahim as dengan selalu memohon kepada Allah agar diberikan istiqamah berserah diri kepada-Nya karena tidak ada yang menjamin kita akan tetap muslim sampai akhir hayat kita. Berapa banyak diantara kita yang di akhir hayatnya tidak sedang dalam berserah diri kepada Allah.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang
beserah diri kepada-Mu"Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as adalah hamba yang telah berserah diri kepada Allah (muslim), namun tetap memohon kepada Allah untuk selalu dijadikan sebagai hamba yang berserah diri kepada-Nya. Kita harus meneladani Nabi Ibrahim as dengan selalu memohon kepada Allah agar diberikan istiqamah berserah diri kepada-Nya karena tidak ada yang menjamin kita akan tetap muslim sampai akhir hayat kita. Berapa banyak diantara kita yang di akhir hayatnya tidak sedang dalam berserah diri kepada Allah.
4.
Nabi Ibrahim berdoa memohon kebaikan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi
juga untuk keluarga dan anak cucu keturunannya. Mengajarkan kepada kita bila
berdoa memohon kebaikan-kebaikan dan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi doakan
juga kebaikan untuk keluarga dan anak cucu keturunan. Kelak anak cucu kita akan menjadi pribadi-pribadi sholih sebagaimana anak cucu keturunan Nabi Allah Ibrahim as, Nabi Ismail as sampai kepada Nabi Muhammad saw.
Baca juga : Kajian Maghrib Berbahasa Jawa di Masjid Hidayatullah, Gresik
Baca juga : Kajian Maghrib Berbahasa Jawa di Masjid Hidayatullah, Gresik
5. Nabi Ibrahim as memohon kepada Allah untuk
ditunjukan cara beribadah yang benar. Nabi Ibrahim mengakui sebagai
manusia biasa sehingga memohon ampun kepada Allah (tobat) apabila dalam
beribadah masih ada kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan. Hal ini
telah dipraktekan dalam sholat, ketika selesai sholat kita
mengucapkan istighfar mohon ampun kepada Allah. Beristighfar
selesai sholat, salah satu maknanya adalah berharap kepada Allah agar
mengampuni kesalahan-kesalahan yang kita lakukan dalam sholat dan
berharap Allah menerima sholat kita. Memberikan contoh kepada kita untuk
terus belajar dan berusaha melaksanakan ibadah dengan cara yang benar
sambil terus beristighfar supaya Allah memaafkan kesalahan-kesalahan yang kita
lakukan dalam beribadah.
Inilah
kultum singkat bada subuh tentang keteladanan Nabi Ibrahim as dan
semoga kita semua dapat meneladaninya.
Semoga
bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Keteladanan Nabi Ibrahim as"
Posting Komentar