Keteladanan Nabi Ibrahim as



Keteladanan Nabi Ibrahim as

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah penguasa semesta alam yang telah memberikan nikmat tak terhingga kepada hambanya.  Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada  Rasulullah Muhammad saw, para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang istiqomah di jalannya sampai hari akhir.  Masih diberikan kesempatan untuk dapat  mendengarkan kajian singkat, kultum di Masjid Nurul Jannah Petrokimia Gresik yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.67, Gresik.  Sesuai jadwal yang tertera di Masjid, kultum bada subuh setiap hari Selasa disampaikan oleh Ustadz Khumaini Dhofir dengan materi tafsir. 


Baca juga : Kajian Jumat di Masjid Al Istiqomah Gresik : Handphone dan Keshalihan

Selasa, tanggal 3 Desember 2019, ustadz menyampaikan kultum bada subuh tentang keteladanan Nabi Ibrahim as dan anaknya Nabi Ismail as yang terangkum dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 127-128. 

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa),”Ya Tuhan kami, terimalah (amal) kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS 2 : 127)

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang beserah diri kepada-Mu dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang. (QS 2 : 128)

Ustadz menyampaikan beberapa keteladanan Nabi Ibrahim as yang patut kita contoh dan ikuti, sebagai berikut :

1.  Pada diri Nabi Ibrahim ada keteladanan yang harus kita contoh dan ikuti sebagaimana firman Allah dalam surat Mumtahanah ayat 4 (QS 60 : 4) 

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَه     

  "Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya"

2.  Dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan atau amal perbuatan, jangan sampai lupa kepada Allah. Sebagaimana Nabi Ibrahim as, ketika sedang bekerja meninggikan pondasi Baitullah Ka’bah bersama dengan Nabi Ismail as tetap mengingat Allah bahkan berdoa, “Rabbana taqabbal minna innaka antassamiiul alim.” 

      رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
      "Ya Tuhan kami, terimalah amal kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui"
    
 Memberikan teladan kepada kita bahwa setiap amal perbuatan yang kita lakukan hanya ditujukan untuk Allah semata dan berharap Allah menerima amal kita. 

Baca juga : Kajian Jumat di Masjid Agung At-Tin TMII Jakarta : Mengingat Kematian

3.  Menjadi hamba yang istiqamah dalam berserah diri kepada Allah (muslim). Sebagaimana doa nabi Ibrahim,”Rabbanaa Waj’alnaa Muslimaini Laka.” 

  رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ
     "Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang beserah diri kepada-Mu"

 Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as adalah hamba yang telah berserah diri kepada Allah (muslim), namun tetap memohon kepada Allah untuk selalu dijadikan sebagai hamba yang berserah diri kepada-Nya. Kita harus meneladani Nabi Ibrahim as dengan selalu memohon kepada Allah agar diberikan istiqamah berserah diri kepada-Nya karena tidak ada yang menjamin kita akan tetap muslim sampai akhir hayat kita. Berapa banyak diantara kita yang di akhir hayatnya tidak sedang dalam berserah diri kepada Allah.

4.  Nabi Ibrahim berdoa memohon kebaikan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk keluarga dan anak cucu keturunannya. Mengajarkan kepada kita bila berdoa memohon kebaikan-kebaikan dan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi doakan juga  kebaikan untuk keluarga dan anak cucu keturunan.  Kelak anak cucu kita akan menjadi pribadi-pribadi sholih sebagaimana anak cucu keturunan Nabi Allah Ibrahim as, Nabi Ismail as sampai kepada Nabi Muhammad saw.  

Baca juga : Kajian Maghrib Berbahasa Jawa di Masjid Hidayatullah, Gresik

5.  Nabi Ibrahim as memohon kepada Allah untuk ditunjukan cara beribadah yang benar.  Nabi Ibrahim mengakui sebagai manusia biasa sehingga memohon ampun kepada Allah (tobat) apabila dalam beribadah masih ada kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan.  Hal ini telah dipraktekan  dalam sholat, ketika selesai sholat   kita mengucapkan  istighfar mohon ampun kepada Allah.  Beristighfar selesai sholat, salah satu maknanya adalah berharap kepada Allah agar mengampuni  kesalahan-kesalahan yang kita lakukan dalam sholat dan berharap Allah menerima sholat kita.  Memberikan contoh kepada kita untuk terus belajar dan  berusaha melaksanakan ibadah dengan cara yang benar sambil terus beristighfar supaya Allah memaafkan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan dalam beribadah. 

Inilah kultum singkat bada subuh tentang  keteladanan Nabi Ibrahim as dan semoga kita semua dapat meneladaninya.

Semoga bermanfaat.


Belum ada Komentar untuk "Keteladanan Nabi Ibrahim as"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel