Payung Raksasa Elektrik di Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang


Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Berbeda dengan Provinsi Jawa Timur yang memberi nama masjid agung melekat nama ibukotanya Masjid Nasional Al Akbar Surabaya,  Provinsi Jawa Tengah melekatkan nama masjid agung dengan nama provinsinya,  Masjid Agung Jawa Tengah. Masjid Agung Jawa Tengah berlokasi di Jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga :  Safar ke Jakarta, Sholat Jamak Qasar di Masjid Istiqlal Jakarta
 

Masjid Agung Jawa Tengah ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada tahun 2006. Masjid Agung ini diresmikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. Masjid ini berdiri diatas lahan dengan luas areal 10 ha dan luas bangunan induk untuk sholat 7.669 m2 (wikipedia).

Alhamdulillah, kami sekeluarga sudah pernah 2 kali berkunjung ke Masjid Agung Jawa Tengah ini.  Pertama pada hari Senin, tanggal 8 Februari 2016 yang bertepatan dengan hari libur Nasional. Kedua juga pada hari Senin tanggal 24 Desember 2018 yang bertepatan dengan liburan sekolah.  
  
Yang pertama, tiba di pagi hari yang cerah sehingga cukup leluasa untuk berjalan-jalan di lingkungan masjid mulai  dari serambi masjid tempat payung-payung raksasa terpasang sampai bisa naik ke menara masjid.  Belum begitu banyak pengunjung di pagi hari itu. Karena masih pagi dan waktu  dhuhur masih cukup panjang, kami lebih banyak menghabiskan waktu di serambi masjid dan tidak sampai masuk ke bangunan utama masjid.  Sayang bukan pas hari dimana payung raksasa dibuka, sehingga kami tidak dapat melihat moment ketika payung-payung sedang terkembang.


Yang kedua,  tiba sore hari menjelang  waktu maghrib yang mendung dan gerimis sehingga tidak leluasa untuk berada di pelataran masjid.  Kami segera memasuki bangunan utama masjid untuk berteduh sambil menunggu waktu maghrib tiba.  Sudah terlihat cukup banyak jamaah yang berada di dalam masjid untuk berteduh dan menunggu waktu sholat maghrib. Untuk memasuki bangunan utama masjid,  alas kaki sudah harus dilepas ketika akan menginjakkan kaki di serambi tempat  payung raksasa terpasang.  Ketika memasuki masjid dari serambi, kita langsung menuju lantai utama tempat sholat.  Tempat wudhu dan toilet berada di bawah lantai utama,  sehingga kita mesti menuruni tangga untuk berwudhu atau berhajat.  Untuk wanita berada di sisi kanan (selatan) dan untuk laki-laki berada di sisi kiri (utara) masjid.

Baca juga : Menara 99 Meter Masjid Nasional Al Akbar Surabaya 

Untuk yang kedua kalinya, kami juga tidak dapat melihat payung-payung raksasa mengembang.  Berharap payung terbuka karena hari gerimis, ternyata tetap tidak dibuka karena memang bukan waktunya untuk dibuka.

Setiap masjid agung yang menjadi ikon kota atau provinsi mesti memiliki keunikan (daya tarik) dan fasilitas yang memadai agar menjadi jujugan para jamaah.  Keunikan dan fasilitas yang dimiliki Masjid Agung Jawa Tengah diantaranya :

-    Yang pertama, tentu saja lokasinya yang berada di ibukota provinsi dan luas arealnya yang mencapai 10 ha. Berlokasi di ibukota propinsi  memudahkan setiap pengunjung untuk  menemukannya.  Bangunan masjid diatas lahan 10 ha membuat orang penasaran dan membayangkan seberapa besar dan megah masjidnya. Dengan areal yang begitu luas, Masjid Agung ini tentu memiliki tempat parkir yang sangat luas sehingga memudahkan jamaah untuk memarkirkan kendaraannya. 


-   Yang kedua,  keberadaan 6 payung raksasa elektrik di halaman serambi masjid.  Halaman serambi Masjid Agung Jawa Tengah dilengkapi 6 payung raksasa otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi. Tinggi masing masing payung elektrik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter.  Payung raksasa elektrik dibuka setiap shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha dengan catatan kondisi angin tidak melebihi 200 knot, namun jika pengunjung ada yang ingin melihat proses mengembangnya payung tersebut bisa menghubungi pengurus masjid (wikipedia).  

-   Yang ketiga, bangunan pilar yang menghiasi halaman serambi masjid. Pilar ini berada di garis terdepan pelataran masjid. Pilarnya membentuk setengah lingkaran yang memutari bagian depan pelataran masjid dengan tiang-tiang penyangga berwarna ungu.  Di antara tiang satu dengan tiang berikutnya saling terhubung tembok pilar yang bagian bawahnya melengkung ke keatas  membentuk setengah lingkaran.  Tembok pilar warna krem dengan hiasan kaligrafi ayat-ayat quran di bagian atasnya. Pilar ini berfungsi seperti gapura yang seakan berucap,”Selamat datang di Masjid Agund Jawa Tengah.”



-   Yang keempat, menara Asmaul Al-Husna.  Menara ini berada di depan sisi kanan pilar masjid.  Menara Asma Al-Husna setinggi 99 meter terdiri dari : lantai 1 untuk Studio  Radio DAIS  Masjid Agung dan pemancar TVKU, lantai 2 untuk museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, lantai 18 rumah makan berputar, lantai 19 gardu pandang kota Semarang dan  tempat rukyat al-hilal (wikipedia).  Kami sempat menaiki menara masjid ini sampai tiba di lantai tertinggi tempat Gardu pandang sehingga bisa melihat view kota Semarang dari ketinggian. Di tempat Gardu pandang ini juga tersedia teleskop yang bisa digunakan untuk melihat gambar lebih dekat. Betapa senangnya anak-anak bermain teleskop besar dengan jarak pandang yang lebih besar karena di rumah  hanya punya teleskop mainan yang biasa disebut ‘keker’. 

Baca juga : Masjid Untuk Mengenang Ibu Tien Soeharto, Masjid At-Tin TMII Jakarta

-   Yang kelima, tersedia pusat oleh-oleh dan kuliner di dalam area lingkungan masjid.  Bagi jamaah yang membutuhkan makanan atau minuman dan oleh-oleh  khas semarang, tidak perlu susah payah untuk keluar dari area masjid.  Cukup  melangkahkan kakinya menuju bangunan yang berada di depan masjid dekat area parkir dan pintu masuk  sebelah timur.  Atau bisa menuju halaman parkir sebelah selatan (sisi kanan) masjid, tersedia juga pusat jajanan dan cinderamata.

-   Yang keenam, tersedia penginapan atau hotel tempat menginap di dalam area lingkungan masjid. Bagi para jamaah dari luar kota Semarang yang belum sempat pesan hotel dan bermaksud menginap di Semarang dan ingin menikmati ibadah sholat di Masjid Agung ini,  bisa mencoba untuk  menginap. 


Diantara keunikan dan fasilitas tersebut,  harus diakui bahwa keberadaan 6 payung raksasa elektrik inilah tempat yang paling ikonik dan paling favorit sehingga para pengunjung lebih banyak  menghabiskan waktu di tempat ini untuk berfoto ria,  terlebih bila saat payung terkembang.  Sayangnya, payung dibuka hanya waktu-waktu tertentu sehingga perlu jadwal khusus untuk dapat melihat payung terbuka.

Belum ada Komentar untuk "Payung Raksasa Elektrik di Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel