Hawa Nafsu Manusia
Jumat, 10 Januari 2020
Tulis Komentar
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
“Alhamdulillah,
segala puji hanya milik Allah yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik
penciptaan. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita
untuk melaksanakan hari raya umat islam dalam seminggu, sayyidul ayyam hari Jumat. Sholawat dan salam selalu tercurah
kepada baginda Nabi Muhammad saw, keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau, dan
para pengikut beliau yang istiqomah sampai hari akhir,” ucap khatib sebagai
salah satu kalimat pembuka khutbah jumat tanggal 6 Desember 2019 di Masjid Al
Istiqomah, Gresik.
Tema khutbah Jumat yang disampaikan khatib mengenai hawa nafsu
manusia, yang dibuka dengan hadist yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al Ash ra bahwa Nabi saw bersabda
“Tidak beriman seorang diantara kalian sampai
hawa nafsunya ia tundukkan demi mengikuti apa yang aku bawa”.
Baca juga : Mengingat Kematian, Kajian Jumat di Masjid Agung At-Tin, TMII Jakarta
Baca juga : Mengingat Kematian, Kajian Jumat di Masjid Agung At-Tin, TMII Jakarta
Selanjutnya khatib menyampaikan :
1. Allah SWT telah menciptakan manusia dengan
sebaik-sebaik penciptaan sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Tin ayat (4)
yang artinya ‘‘Sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Disamping fisik yang sempurna, Allah
juga memberikan akal kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Manusia memiliki software sempurna yang
seharusnya digunakan untuk memikirkan ayat-ayat Allah sebagaimana sebagian
besar ayat-ayat Quran yang memerintahkan manusia untuk berfikir, afala ya’lamun, afala tadzakkarun, afala ta’qilun,
afala tatafakkarun, dan sebagainya.
2. Manusia juga memilki hati sebagaimana Hadist Nabi riwayat Bukhari,
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu
ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak,
maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah qolbu (hati).”
Setelah software untuk berfikir, manusia memiliki hati yang berfungsi untuk
menangkal atau memfilter segala perbuatan yang buruk, jahat, rusak, dan sesat.
Setiap akan melakukan perbuatan yang buruk atau jahat, kembalikan kepada hati
nurani karena pada dasarnya hari nurani akan membisikkan kebenaran dan
kebaikan.
Baca juga : Keteladanan Nabi Ibrahim as, Kultum Subuh di Masjid Nurul Jannah Gresik
Baca juga : Keteladanan Nabi Ibrahim as, Kultum Subuh di Masjid Nurul Jannah Gresik
3. Selanjutnya manusia memiliki hawa nafsu yaitu dorongan yang sangat
kuat untuk melakukan sesuatu perbuatan. Nafsu manusia terbagi menjadi 3
golongan :
- Yang
pertama nafsu ammarah, sebagaimana
tersebut dalam surat Yusuf ayat (53)
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Nafsu
yang tidak terkontrol, dorongan nafsu yang memerintahkan manusia berbuat jahat,
munkar, sesat dan perbuatan-perbuatan buruk lainnya.
- Yang
kedua nafsu lawwamah, surat Al-Qiyamah
ayat (2)
وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ
اللَّوَّامَةِ
"Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (diri sendiri)".
"Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (diri sendiri)".
Nafsu yang merasa berat untuk taat kepada Allah dan Rasulnya. Ketika ada
perintah dari Allah dan Rasulnya, orang dengan nafsu seperti ini merasa berat
untuk melaksanakan.
- Yang
ketiga nafsu muthmainah, surat Al Fajr ayat
(27)
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ.
"Wahai jiwa yang tenang".
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ.
"Wahai jiwa yang tenang".
Orang-orang yang senantiasa nafsunya mengikuti Allah dan Rasulullah.
Ridho menyambut perintah Allah dan gembira meninggalkan larangan Allah.
Golongan ini yang masuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang dimasukkan ke
dalam surga-Nya.
4. Sebelum mengakhiri khutbahnya, khatib membacakan hadist Nabi saw
tentang penyakit Wahn. Rasulullah saw
bersabda,“Hampir tiba
masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan
makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?”
”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah
mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah
menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahn (الْوَهْنَ).” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah,
apakah Al-Wahn itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ (Cinta dunia dan takut akan kematian).
Baca juga : Handphone dan Keshalihan, Kajian Jumat di Masjid Al Istiqomah Gresik
Baca juga : Handphone dan Keshalihan, Kajian Jumat di Masjid Al Istiqomah Gresik
Demikian sekilas
khutbah Jumat tanggal 6 Desember 2019 di Masjid Al Istiqomah, Gresik. Kita bermohon kepada Allah supaya menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang memiliki nafsu muthmainah dan
dijauhkan dari panyakit wahn.
Semoga bermanfaat
Belum ada Komentar untuk "Hawa Nafsu Manusia"
Posting Komentar